Aliran modal asing keluar dari pasar domestik Indonesia kembali terjadi pada pekan ketiga Juni 2025. Bank Indonesia (BI) mencatat capital outflow mencapai Rp 2,04 triliun. Kondisi ini perlu dicermati mengingat dampaknya terhadap perekonomian nasional. Namun, BI memastikan terus melakukan koordinasi dan optimasi strategi untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal.
Data BI menunjukkan kekuatan capital outflow ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara menyeluruh dinamika pasar dan dampaknya.
Capital Outflow Rp 2,04 Triliun: Rincian Aliran Modal Asing
Pekan ketiga Juni 2025, aliran modal asing keluar (capital outflow) mencapai Rp 2,04 triliun. Angka ini merupakan gabungan dari beberapa jenis transaksi.
BI mencatat pembelian bersih Surat Berharga Negara (SBN) oleh investor asing mencapai Rp 3,47 triliun. Hal ini mengindikasikan minat investor asing terhadap SBN masih ada, meski ada aliran keluar.
Selanjutnya, terdapat aliran modal asing keluar melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 3,72 triliun. Ini menunjukkan aktivitas di pasar SRBI cukup signifikan selama periode tersebut.
Terakhir, pasar saham juga mengalami capital outflow senilai Rp 1,78 triliun. Data transaksi pada 16-19 Juni 2025 menunjukkan nonresiden tercatat jual neto sebesar angka tersebut.
Dampak Capital Outflow terhadap Perekonomian Indonesia
Capital outflow pekan lalu berdampak pada peningkatan premi risiko investasi Indonesia. Premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke 81,59 bps pada 19 Juni 2025, dari 76,93 bps pada 13 Juni 2025.
Kenaikan premi risiko ini berkorelasi dengan kenaikan imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun. Yield SBN 10 tahun naik ke level 6,75 persen, sementara yield US Treasury 10 tahun turun ke 4,39 persen.
Meskipun terjadi capital outflow, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS relatif stabil. Pada Kamis, 19 Juni 2025, rupiah ditutup di Rp 16.390 per dolar AS. Keesokan harinya, rupiah menguat tipis ke Rp 16.355 per dolar AS.
Respons Bank Indonesia terhadap Capital Outflow
BI menyatakan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Langkah ini dilakukan untuk mengoptimalkan strategi bauran kebijakan guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Strategi bauran kebijakan yang dimaksud meliputi berbagai instrumen moneter dan fiskal. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Sejak awal tahun hingga 19 Juni 2025, tercatat aliran dana asing masuk ke Indonesia mencapai Rp 44,93 triliun di pasar SBN. Namun, aliran keluar di pasar saham mencapai Rp 47,15 triliun dan Rp 28,69 triliun di pasar SRBI.
Secara keseluruhan, BI terus memantau perkembangan pasar keuangan global dan domestik dengan cermat. Upaya ini dilakukan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjaga stabilitas ekonomi. Koordinasi yang intensif dengan pemerintah dan otoritas terkait tetap menjadi prioritas utama. Dengan demikian, dampak capital outflow terhadap perekonomian Indonesia dapat diminimalisir.