Timnas Indonesia U-17 tengah bersiap menghadapi tantangan besar: Piala Dunia U-17 2025 di Qatar. Persiapan matang menjadi kunci keberhasilan, dan PSSI telah memulai langkah konkret dengan menggelar pemusatan latihan (TC) di Bali. TC ini berlangsung selama lebih dari satu bulan, dari 7 Juli hingga 10 Agustus 2025, sebagai tahap krusial dalam pembentukan skuad Garuda Muda.
Program ini menjadi momentum penting untuk menyatukan dan mengasah kemampuan para pemain muda terbaik Indonesia. Tidak hanya pemain lokal, PSSI juga memanggil sejumlah pemain diaspora berbakat yang kini berkarier di luar negeri. Gabungan talenta lokal dan diaspora ini diharapkan dapat menghasilkan tim yang kompetitif di kancah internasional.
Skuad Garuda Muda: Perpaduan Talenta Lokal dan Diaspora
Pelatih kepala Nova Arianto telah memanggil 34 pemain untuk mengikuti TC di Bali. Sebagian besar pemain berasal dari klub-klub besar Indonesia seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, Madura United, dan Bali United. Pemilihan pemain ini mencerminkan komitmen PSSI untuk memilih pemain terbaik dari liga domestik.
Kehadiran sembilan pemain diaspora menambah daya tarik dan kekuatan skuad U-17. Mereka adalah pemain keturunan Indonesia yang telah mengasah kemampuan di akademi-akademi sepak bola ternama di Eropa dan Australia. Inilah bukti nyata komitmen PSSI dalam mencari dan membina bakat-bakat terbaik Indonesia di manapun berada.
Profil Sembilan Pemain Diaspora Timnas U-17
Sembilan pemain diaspora ini diharapkan mampu memberikan warna dan kekuatan baru bagi Timnas U-17. Berikut profil singkat masing-masing pemain:
1. Feike Muller Latupeirissa (Willem II Tilburg U-17)
Feike, bek tengah kelahiran 10 Desember 2008, berasal dari Willem II Tilburg, Belanda. Ia memiliki darah Indonesia dari kakeknya yang berasal dari Maluku. Pengalamannya bermain sejak usia lima tahun dan bergabung dengan akademi Willem II sejak usia tujuh tahun menjadikannya aset berharga.
2. Eizar Jacob Tanjung (Sydney FC II)
Eizar, gelandang bertahan dengan kewarganegaraan ganda, berasal dari Sydney FC II, Australia. Ia pernah mengikuti seleksi Timnas U-16 dan kini kembali dipanggil. Pengalamannya di Australia diharapkan mampu memberikan sentuhan gaya bermain berbeda pada tim.
3. Lionel De Troy (Palermo)
Lionel, gelandang serang kreatif berdarah Indonesia-Kamerun, pernah meraih gelar pemain terbaik Indonesia Junior League 2022. Pengalamannya di Stade Brestois, Prancis dan Palermo U-17, serta pernah mengikuti seleksi AS Roma, membuatnya menjadi pemain yang patut diwaspadai.
4. Floris De Pagter-Van Bronckhorst (SC Telstar)
Informasi mengenai Floris dan pemain diaspora lainnya masih akan diinformasikan lebih lanjut. PSSI akan terus memberikan informasi terkini terkait perkembangan skuad U-17.
Harapan dan Tantangan Menuju Piala Dunia U-17
Pemusatan latihan di Bali merupakan langkah awal yang krusial. Selain latihan teknik dan taktik, pemusatan latihan ini juga difokuskan pada pembentukan karakter dan mentalitas para pemain. Keberhasilan di Piala Dunia U-17 tidak hanya bergantung pada kemampuan individu, tetapi juga pada kekompakan tim dan strategi yang tepat.
Tantangan yang dihadapi Timnas U-17 cukup berat. Persaingan di Piala Dunia U-17 sangat ketat, diikuti oleh tim-tim kuat dari berbagai negara. Namun, dengan persiapan matang dan semangat juang yang tinggi, Timnas U-17 diharapkan mampu memberikan penampilan terbaik dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Kehadiran pemain diaspora menambah optimisme dan variasi strategi permainan.
PSSI berharap TC ini akan menghasilkan tim yang solid, kompak, dan siap bersaing di Piala Dunia U-17 2025. Dukungan penuh dari seluruh masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan untuk memberikan semangat dan motivasi kepada para pemain muda berbakat ini. Semoga mereka dapat menorehkan prestasi membanggakan bagi bangsa Indonesia.
